Mengejar Kampus #Part1


Kumulai menulis blog ini saat tepat pada tanggal 26 April 2017. Pukul 16.06. Thats mean... pengumuman SNMPTN sudah dibuka beberapa jam yang lalu. Kemudian? Bagaimana hasilnya?


Di sini aku cuma mau menulis pengalamanku aja. Biar aku nggak lupa gitu. Soalnya aku pelupa. Ya itung-itung berbagi pengalaman kepada khawula muda yang barang kali membaca tulisan ini.

Oke.. dimulai dari mana ya? Mulai dari pertama kali ya.

Jadi ceritanya gini.. di tahun 2017 ini, kuota SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi) dikurangi, dari yang sebelumnya 75% dikurangi menjadi 50%. Yha. Awalan yang menyedihkan kan? Saya sendiri juga bingung, kenapa dikurangi.

Dimulai pas bulan Januari kita sudah nginput nilai-nilai kita gitu. Terus pas tanggal 21 Februari 2017, pengumuman nih, siapa aja yang bisa ikut SNMPTN.

Ternyata dari satu kelas cuma ada 15 anak yang lolos dari 29 anak. Padahal nih ya, Pas tahun-tahun sebelumnya tuh, anak jurusan bahasa lolos sekelas gitu di seleksi tahap pertama. Nah bingung kan, Setelah mencari-cari info, ternyata di tahun ini nggak sama kaya sebelumnya yang 75% nilai rapot terbaik sekolah yang masuk. Tetapi dari setiap jurusan. Ngerti kan maksudnya? Jadi jurusan IPA 50% Bahasa 50% IPS 50%. Secara otomatis, karena aku jurusan bahasa yang cuma ada satu. Sekelas, cuma setengah yang bisa melangkah ke tahap berikutnya.

Pertamanya tuh aku ngecek juga kek yang nggak buru-buru. Pas itu soalnya udah pesimis aja, ya gimana ya, udah gak berharaplah. Ya kan karena sadar diri gitu, nilaiku juga kalo dibandingin temen-temen yg lain juga biasa ae. Ranking  juga random banget dah tiap semester. Masuk 10 besar? Mana pernah. But, its okay. Aku nggak pernah membenci diriku walaupun nggak pernah ranking. I love my self to much.

Terus pas itu (tgl 21 februari) ceritanya lagi tegang banget. Pada ngumpul di perpustakaan sekolah buat ngecek (soalnya pas itu lemot kalau buka di HP). Dan semuanya berharap-harap kalau masuk seleksi pertama. Ada yang tegang, ada yang biasa aja, ada yang seneng, ada juga yang sedih, nangis. Yaa... pas itu suasananya begini..




Terus tiba2 temenku yang ngecekin NISNku bilang tuh kalo aku lolos. Aku sih nggak bahagia pas itu. Soalnya bisa aja gitu kan, kalo itu trap. Kali aja pas dicek yang ke dua kalinya nggak masuk. Ternyata aku fix lolos. Pas itu bingung banget, mau seneng inget temen-temen yang lagi sedih juga. Bingung gitu lah. Kok bisa masuk. Cuma bisa bilang Alhamdulillah.

Okeh, setelah itu, mikir kan ya, mau ambil jurusan apa nih. Bingung parah. Sebingung-bingungnya orang yang lagi bingung banget dah pokonya. Di saat temen-temenku sudah tau mau ambil jurusan apa dan di kampus mana. Aku masih belum bisa menentukan pilihan. 'Aku ambil jurusan yang aku senengin, atau yang aku bisa di bidang itu?'

Aku suka gambar, tapi aku gak bisa bilang kalau bakatku adalah seni. Masih terlalu dangkal lah ya,  Sedangkan di luaran sana banyak bat orang yang gambarnya keren-keren. Tapi, di sisi lain aku juga pengen masuk di jurusan ilmu komunikasi, karena cita-citaku juga wartawati.

Nah akhirnya aku ngambil tiga jurusan. Yaitu Sastra jepang, Pendidikan Bahasa Jepang dan Ilmu komunikasi (Lah? Kok?) Iya soalnya pas itu aku mencoba untuk sering main-main ke ruang BK. Minta beberapa masukan dari guru-guru konseling. Guru tersebut menyarankan kenapa nggak masuk ke jurusan Bahasa Jepang? Oke, di rapotku emang nilai yang paling menonjol bajep sih. Nilainya mulai dari 92-98 gitu.

Masih nggak yakin, sampe rasanya kepala mau pecah. Takut. Takut salah ambil jurusan. Di situ aku shalat istihara juga. Berdoa, minta petunjuk gitu. Cemas, ini bener nggak ya yang aku pilih.



Okay.. seni berarti udah aku lepas. Terus hari-hari telah berlalu, bulan demi bulan sudah kulewati. Sampai tiba saatnya pada hari ini, tanggal 26, pengumuman SNMPTN.

Malem sebelumnya udah nggak tenang gitu. Kaya tengah malem sering kebangun terus bertanya-tanya 'gimana ya hasilnya?'. sampe kebawa mimpi man. ASLI ini. Dan as you know, setiap aku shalat, aku selalu menyelipkan doa untuk si SNMPTN, 'semoga tidak mengecewakan' begitu kiranya. Kemudian aku kirim al-fatihah setelah sholat. Dan itu aku lakuin mulai dari bulan februari sampai hari ini.

Berjam-jam gak tenang banget, cuma bisa berharap dan pasrah. Dan aku masih inget do'a apa yang tadi aku sebutin setelah shalat duhur, begini. 'Ya Allah, beberapa jam lagi sudah pengumuman SNMPTN. Tolong, berikan yang terbaik untuk hambaMu ini. Tolong berikan keputusan yang terbaik untukku, untuk keluargaku, masa depanku, serta yang tebaik untuk agamaku. Jika memang aku tidak lolos, kuatkanlah hatiku. Jika aku kehilangan harapan, berikanlah aku keyakinan bahwa takdirMu, lebih baik dari apa yang aku inginkan dan impikan.'

Kayanya ini merupakan hari yang paling mendebarkan di hidupku. Serius dah. Udah kaya mau melahirkan gitu (kayak pernah aja). Parah parah. Udah deg-degan, badan jadi panas-dingin, keringetan, kebelet boker, kelaperan, kekenyangan sampe hidung kembang-kempis gegara takut. Tau dah, semuanya jadi satu gitu. Udah mikir-mikir ini april fools bukan ya?

Dan akhirnya anak cupu ini pun memberanikan diri untuk melihat hasilnya. Sambil tangan bergemetar pas dicek..... tadaaaa......
Ini asli coy. Bukan editan

YES, itu artinya nggak lolos. Agak kesel sih nggak ada penyemangatnya harusnya di situ ditulis 'Ayo jangan menyerah seperti kamu mengejar doi ya. Kejar terus kampus impianmu!'   'Doi aja dikejar, masak kampus ngga?' atau 'Senpai ganbatte, jangan menyerah' Atau gimana kek. Jujur, pas itu nggak ada sedih-sedihnya, atau kecewa sedikit pun. Malah main telponan grup sama temen2 pejuang snmptn lainnya (nadila,habib,ni'ma,dinda,dkk). Dan mostly kita di situ malah becandaan gak jelas gitu.

Tapi sejam setelah itu, aku nangis sejadi-jadinya. Nggak tau kenapa. Mikir aja gitu. Ya Allah, di saat yang lain sudah dapet kuliah, aku masih bingung mau ke mana. Dan sakit banget nih hati. Apasih kurangnya, sertifikat yang ada belasan udah bener-bener diseleksi. doa udah itu-itu mulu, Al fatehain juga udah nggak keitung seberapa banyak, jurusan juga udah sepi peminat. Sambil nangis bilang 'JADI BEGINI RASANYA DITOLAK SNMPTN?!!' agak alay sih. Tapi ini nyata. 

Oke nangis histeris gak papa. Asalkan cuma sebentar. Terus ayo bangun lagi!. Rasanya pengen banget ngertiin diri sendiri. Sebenernya aku itu siapa? Apa sih yang dimau sama diriku ini? Kira-kira aku nanti mau jadi apa?

Dan di situ aku mikir, aku ambil jurusan bahasa Jepang karena aku bisa di bidang itu. Bukan karena aku pengen. Kenapa aku nggak ambil jurusan seni atau yang lainnya? Bukan karena aku nggak mau, tapi karena aku takut. Takut Out to the box. Atau takut untuk belajar belajar dan belajar.
Dan aku cuma mikirin jurusan yang menurutku gampang dan aku bisa. Tanpa mikir, kalau kira2 udah keterima di situ dan aku bosen di tengah. Pasti bakal aku lepas. Mutul kalo bahasa jawanya.

Padahal sebenernya kita bisa aja masuk ke jurusan yang kita nyimpang banget, kalau kita mau. Nggak ada kok yang nggak bisa kita lakuin di dunia ini, kecuali kita makan kepala kita sendiri. Sekarang aku jadi sadar sebenernya aku nggak keterima bukan karena nilai rapotku yang jelek dan nilai mereka bagus. Bukan. Ini cuma tentang nasib.

Emang ya.. Allah itu baik. Baik sekali, malah. 

Awalnya aku sedih dan sempet bilang 'Mending nggak usah keterima pas seleksi pertama. Mending diPHP di awal, dari pada pas lagi berharap-berharapnya'. Kata-kata itu aku tarik lagi. Setidaknya, aku pernah melangkah sejauh ini untuk SNMPTN. Sudah pernah ngerasa bahagia lolos di awal. Dan kegagalan ini bisa jadi pembangkit semangat untuk terus berjalan. 

"Jangan sampe gagal untuk ke dua kalinya"

Dan aku di sini bahagia sekali punya teman-teman yang bisa diajak melangkah bareng. Saling menyemangati. Terima kasih :) Mungkin kalau tidak ada kalian, saat ini aku masih menangis di pojokan.



Apa nanti aku bakal lolos di jalan yang lain? Entah, cuma Allah yang tahu di mana aku nanti bakal kuliah. 

Aku sebagai pemerannya pun tidak tahu seperti apa naskahnya. 

Komentar

Entri populer blog ini :

Review Phoenix Artist's Water Colour Set

Introducing my self